Pekalongan – teraspanturanews.com Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, sebanyak lima orang petani pemula, mengikuti pelatihan pembuatan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) alami serta insektisida dan fungisida nabati, yang diselenggarakan di Desa Petukangan Kecamatan Wiradesa kabupaten Pekalongan, Jumat, 8 Agustus 2025
Pelatihan ini dipandu langsung oleh Rakiman Budi Sukamto, , seorang pegiat pertanian organik lulusan BSM Farming Salatiga.
Pada pelatihan ini, para peserta belajar dua jenis pembuatan formulasi alami, yaitu:
-1. Pembuatan ZPT Buah dari Bahan-Bahan Busuk Berkualitas
Bahan-bahan:
Buah-buahan busuk sebanyak 24 kg yang mengandung huruf “K” dalam namanya, seperti:
-Pisang Kepok
– Pisang Ambon Kuning
– Nangka
– Sirsat
– Jeruk
– Semangka
– Katalis 4: 50 kg
– Dedak: 3–5 kg
– Air bersih: 100 liter
Langkah Pembuatan:
1. Siapkan drum plastik biru berkapasitas 120 liter.
2. Haluskan buah-buahan busuk menggunakan tumbukan atau blender kasar, lalu masukkan ke dalam drum.
3. Tambahkan Katalis 4 ke dalam campuran.
4. Tambahkan dedak dan air hingga drum penuh.
5. Lakukan proses dioksidasi atau aerasi selama 14 hari, dengan pengadukan rutin setiap hari untuk menjaga homogenitas fermentasi.
2 Pembuatan ZPT + Insektisida + Fungisida Nabati dari Tanaman Herbal
Bahan-bahan
* Laos: 12 kg (antijamur alami)
* Kunyit: 12 kg (antibiotik alami)
* Tanaman/rumpun yang tidak dimakan ulat (TYTDU) 10 kg
* Tanaman yang cepat tumbuh (TYPC/MT) 10 kg (Contoh: Bonggol Pisang, Balacasida/Kemerdekaan, Lidah Buaya, Rebung)
* Katalis 4: 50 liter
* Dedak: 2,5 kg
* Air bersih secukupnya (hingga penuh drum 120 liter)
Langkah Pembuatan
1. Semua bahan herbal dan tanaman direndam dan ditumbuk (tidak diblender) agar hormon alami seperti auksin tetap keluar dengan baik.
2. Campurkan semua bahan ke dalam drum, tambahkan air hingga penuh.
3. Masukkan dedak dan aduk hingga rata.
4. Fermentasi dilakukan dengan cara dioksidasi selama 14 hari, sambil diaduk setiap hari agar proses berjalan merata.
Prinsip TYTDU dan TYPC/MT dalam Formulasi Alami
Rakiman menjelaskan bahwa pemilihan tanaman TYTDU (Tanaman Yang Tidak Dimakan Ulat) memiliki peran penting dalam menciptakan pestisida nabati yang efektif. Tanaman ini umumnya memiliki senyawa antifeedant yang dapat mengusir hama.
Sementara itu, TYPC/MT (Tanaman yang Pertumbuhannya Cepat/Mudah Tumbuh) seperti rebung, lidah buaya, dan bonggol pisang sangat kaya akan hormon pertumbuhan alami (auksin dan giberelin), yang bermanfaat bagi pertumbuhan vegetatif tanaman.
* Digunakan saat masa vegetatif tanaman
* Dosis pemakaian: 100–200 ml ZPT hasil fermentasi dicampur ke dalam 10 liter air
* Disemprotkan ke daun dan batang tanaman setiap 5–7 hari
Dalam penutupan kegiatan, Rakiman Budi Sukamto menekankan pentingnya nilai dan filosofi dalam bertani. Ia memperkenalkan semangat **SPIRIT TANI** yang merupakan akronim dari:
* T awakal
* A manah
* N iat
* I khtiar
“Semoga semangat SPIRIT TANI ini dapat menyatu dalam diri teman-teman semua. Tanamkan semangat bertani karena bertani itu mulia, bukan sekadar pekerjaan, tetapi pengabdian untuk kehidupan,” ujarnya penuh haru.
Dirno Budianto salah satu peserta latihan merespon kegiatan ini harus terus dilanjutkan pada tahapan selanjutnya, bahkan ia menawarkan tempat untuk pelaksanaan pelatihan berikutnya.
Kegiatan pelatihan ini membuktikan bahwa inovasi dalam pertanian tidak selalu membutuhkan modal besar atau teknologi tinggi. Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang mudah didapat, para petani dapat membuat pupuk dan pestisida alami yang efektif, hemat biaya, dan ramah lingkungan.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi para petani muda untuk terus mengembangkan praktik pertanian organik yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal. Adapun komposisi atau takaran bisa disesuaikan sengan kapasitas media yang dimiliki, tukasnya. ( AS Saeful Husna Kabiro Batang Jateng)
Salam Teras Pantura