Oleh:AS Saeful Husna untuk teraspanturanews.com Batang Jateng
Kegiatan Yayasan Bangun Pemuda Indonesia Kantor Cabang Pembantu Batang, kali ini mengikuti kegiatan kontroling bersama Cahaya Semesta Jaya (CSJ) Badan konsultasi Yayasan, 14 pengurus yayasan hadir untuk nimba ilmu baru, Heru Antono S.Sos selaku ketua harian CSJ hadir sebagai pembicara utama, Parkside Mandarin Hotel Pekalongan. 7/05/2024.
Dengan penampilannya yang sederhana , Heru mengupas tentang kaitan manusia dengan semesta, Manusia adalah makhluk tertinggi dan mulia karena memiliki keistimewaan yang diberikan langsung oleh Allah SWT berupa kemampuan untuk berpikir, merasakan, dan bertindak secara moral serta bermartabat. QS : an-Nahl:78
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur
Potensi dasar yang dimiliki manusia inilah yang mampu membimbing dirinya untuk tetap menjaga eksistensinya, hal inilah yang disebut dengan akal, dengan akal manusia bisa menjaga diri dan keluarganya, satu hal yang dikoreksi oleh Heru perihal asas kemanfaatan manusia selama ini diukur oleh manusia lainnya, hal ini ada yang terlewatkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk keluarganya, jelas ada batasan yang berbeda antara pengertian manusia lainnya dengan pengertian keluarga, yang terkadang keluarga sering terabaikan dengan dalih utamakan dulu kepentingan orang lain, Heru menegaskan ayo lebih sayang dan perhatikan keluarga.
Setiap apa yang kita lakukan orientasinya adalah ibadah kepada Allah SWT, berkeluarga, menikah, bermasyarakat, bekerja, bertani,berniaga hingga berinteraksi apapun semua bernilai ibadah dengan tahap saling memuliakan dan inilah jalan menuju taqwa ilallah, ( QS : 49:13 ).
Peserta tampak serius dengan aktif mencatat materi yang diulas, Heru mengupas tentang definisi ibadah adalah mengenali cabang-cabang Dien dan inilah yang disebut sebagai tauhid, sebagaimana pesan Luqman kepada putranya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, pada waktu itu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman [31]:13). . Pesan ini adalah seruan untuk menjaga tauhid fokus kepada Allah, dilarang mendua, dilarang membagi loylitas kepada selain konsep dan perjuangan di jalan Allah, ikuti para Rasul dan orang-orang shaleh, sebagaimana Ki Hajar Dewantara mengatakan Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, ini kita maknai sebagai jalan keteladanan.
Hal lain Heru menyampaikan analogi sebuah pohon, semakin tinggi pohon maka angin menerpa akan semakin kencang, dan ada peranan yang kuat dari sebuah akar yang tidak tampak mata, namun menjadi hukum alam, bila tegakan pohon semakin tinggi dan semakin kuat pertanda pohon tersebut memiliki kekuatan akar yang kuat, begitupun gambaran seorang manusia, penampilan fisik seseorang sangat dipengaruhi oleh Kebagusan akhlak atau adab yang ada pada dirinya, maka adab inilah yang mengantarkan mulia tidaknya seorang manusia.
Maka setiap apa yang kita kerjakan harus berorientasi kepada kemaslahatan keluarga dan masyarakat atas ridho Allah SWT, kamu boleh kemanapun pergi, silahkan kerjakan apapun tugas dan wewenangmu, namun ruh masjid jangan dilupakan, dan itu ada dalam hatimu, teruslah bersujud dalam setiap kegiatan, karena bumi ini adalah masjid, teruslah jaga orientasi hidup ini ujarnya penuh semangat.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Aman Sunarya S. Sos. selalu unsur bendara CSJ, Aman mengingatkan kembali dengan mengutip pesan sahabat Umar bin Khattab: “tidak ada Islam kecuali dengan berjamaah, dan tiada berjamaah kecuali dengan kepemimpinan, dan tiada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan”. Pesan ini memiliki makna yang mendalam yang wajib untuk didhohirkan bersama dalam kehidupan sehari-hari. Aman mengajarkan seluruh peserta untuk selalu menjaga raga dan ruh kita untuk tetap hidup , gemar melayani, suka memberi, hobi memuliakan, dan berani hidup bersama dengan harapan yang sama untuk mewujudkan cita-cita hidup normal terpenuhinya hajat kesejahteraan bersama saat ini hingga saat yang akan datang, pangkasnya.
Salam satu orientasi
Salam teras pantura