Batang -teraspanturanews.com Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang digelar di awal tahun ajaran baru, tidak hanya menjadi media mengenalkan siswa terhadap lingkungan belajar baru. Namun, lebih dari itu MPLS juga dapat dijadikan media edukasi, penanaman karakter positif, salah satunya pendidikan antikorupsi yang diinisiasi oleh Inspektorat Kabupaten Batang.
Di hari pertama MPLS, Inspektorat Batang melalui program Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Mengajar, sengaja memilih SMPN 4 untuk dikenalkan tentang pencegahan perilaku korupsi.
Pelaksana tugas (Plt) Inspektur Daerah Batang Agung Widodo mengatakan, program ini terlaksana berkat kerja sama dengan Disdikbud yang direalisasikan pertama kalinya di SMP 4.
“Rencananya program serupa akan digelar di SMP Reban, SMP Pondok Pesantren Selamat Sri dan SMP Bandar serta 15 kecamatan. Untuk mengenalkan kepada peserta didik baru, agar bisa memahami pencegahan perilaku korupsi sejak dini,” katanya, saat ditemui di Musala SMPN 4 Batang, Kabupaten Batang, Senin (14/7/2025).
Pendidikan antikorupsi telah intens digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun digelorakan kembali dengan menyasar peserta didik baru.
“Mereka kami edukasi agar tidak korupsi di masa mendatang, namun dengan metode penerangan yang lebih ringan sesuai pemahaman anak,” tegasnya.
Materi seputar kedisiplinan, kejujuran, tepat waktu, yang seluruhnya disampaikan oleh jajaran Inspektorat, mendapat acungan jempol dari Kepala SMPN 4 Batang Sri Mulyatno. Ia merasa terhormat karena sekolahnya terpilih menjadi yang pertama diedukasi seputar antikorupsi dalam gelaran MPLS.
“Kalau pendidikan antikorupsi disampaikan sejak dini, mudah-mudahan Indonesia akan semakin bersih, dari tindak pidana korupsi. Dimulai dari anak-anak kita hingga dewasa agar terhindar dari perilaku korupsi,” harapnya.
Respons anak menerima materi tersebut dengan baik, dan merupakan kesempatan bagi mereka untuk lebih memahami apa itu pendidikan antikorupsi.
“Materi yang disampaikan seputar Kedisiplinan maupun tidak mengambil barang yang bukan miliknya, itu pola edukasi menyesuaikan pemahaman 224 anak didik kami,” ujar dia. (AS Saeful Husna Kabiro Batang, Jateng)
Salam Teras Pantura