Batang -teraspanturanews.com Perayaan HUT Ke-80 RI, masih dimeriahkan hingga pelosok desa, tak terkecuali warga Kelurahan Sambong yang menggelar karnaval kebudayaan. Sebanyak 1.768 peserta dari 20 kontingen mengenakan busana unik bahkan beragam ogoh-ogoh bertema kearifan lokal, mintologi hingga profesi turut memeriahkan even 17-an tingkat kelurahan.
Tema utama yang diusung seputar kebhinekaan sesuai imbauan Bupati Batang M. Faiz Kurniawan dengan menitikberatkan pada pembangunan, pendidikan, Kesehatan dan pariwisata.
Lurah Sambong Teguh Setiyanto mengapresiasi keunikan yang ditampilkan warga karena menunjukkan kreativitas dan guyub rukun selama proses pembuatan pernak-pernik karnaval.
“Pembiayaannya pun swadaya karena sukarela tanpa memberatkan warga karena untuk kebersamaan dan kegembiraan menyambut HUT Kemerdekaan RI. Rute peserta melewati Jalan Kyai Sambong – Perum Wirosari 1 – Wirosari 2 – Sambong Kebrok – Wirosari 3 dan Sambong Tengah sebagai panggung kehormatan,” katanya, saat ditemui di halaman Kelurahan Sambong, Kabupaten Batang, Minggu (24/8/2025).
Ketua panitia karnaval M. Isa Ansori mengakui, karnaval tahun ini merupakan even yang digelar untuk keduakalinya, karena sempat terhenti beberapa tahun. Namun justru terjadi peningkatan jumlah peserta yang signifikan dari beberapa tahun lalu, yang hanya setengahnya, kini menjadi 20 kontingen.
“Peserta terbagi dua yakni kategori kelompok dinilai kekompakan, keunikan seragam, properti dan teaterikal. Sedangkan individu dinilai dari tampilan paling menonjol, unik dan kreatif,” jelasnya.
Kostum unik bertema pewayangan, candi hingga mitologi tetap menjadi magnet bagi warga, mengingat keunikan tampilan maupun ukuran yang luar biasa besarnya. Salah satunya, Ketua RT 3 RW 3 Sambong Brendung, Anam mengenakan properti Anoman untuk memperkuat karakter ogoh-ogoh Anoman Obong.
“Kami tampilkan tokoh Anoman karena untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, agar generasi muda tetap mencintai budaya Nusantara. Bahan dasarnya kerangka bambu dan kertas semen, dibuat selama sebulan dengan menghabiskan biaya Rp1,5 juta dari iuran sukarela warga,” ungkapnya.
Ada pula tokoh mitologi Jawa, Ratu Pantai Selatan bersinggasana di atas perahu nelayan yang disuguhkan oleh warga RT 2 RW 2 Sambong Kebon.
Menurut inisiator karnaval, Suwarno proses pembuatan perahu memakan waktu tiga bulan dengan biaya seluruhnya swadaya warga.
“Bahan bakunya 17 kaleng cat kecil, 8 kilogram bendrat, 45 bambu, 80 kardus mi instan. Sebagai penguat karakter, kami tampilkan sosok mitologi Ratu Pantai Selatan sebagai penguasa laut kidul dan erat kaitannya dengan nelayan,” ujar dia. (AS Saeful Husna Kabiro Batang, Jateng)
Salam Teras Pantura