teraspanturanews.com, Kudus – Bertempat di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Sekdin Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kudus, Sancaka Dwi supani, S.Pd, M.Pd. biasa dipanggil Pani, memberikan wawasan kewartawanan kepada jurnalis Lognews Jawa Tengah, DIY yang hadir dalam acara Pelatihan Jurnalistik pada Sabtu, (20/1/2024).
Kental dengan pengalamannya menjalankan tugas tugas jurnalistik sejak tahun 1986, pria tegas dan dikenal ramah Pani Sancaka menceritakan pengalaman pahit karena dimasa itu pernah dicibir, terlebih saat dirinya menggabungkan diri dalam organisasi kewartawanan di PWI.
Sering disebut sebagai wartawan bodrek yang kerap bikin pusing karena dicap bodong (ilegal), dan dianggap wartawan bobo karena dirinya sering melakukan reportase mengenai anak sekolah atau pelajar yang berprestasi. Pernah pula mengerjakan artikel yang panjang namun ditolak oleh editor. “Nulis akeh dibalik lagi oleh redaktur” keluh Pani menceritakan masa lalunya.
Dijelaskan Pani, bahwa tugas wartawan saat itu lebih ketat karena harus menjelaskan detail biografi, latar belakang narasumber atau peristiwa, dengan menjalankan rumus penulisan 5W 1H, beda dengan wartawan hari ini yang cepat menerbitkan tulisan tanpa harus berpatokan terhadap rumus penulisan 5W 1H namun tetap menjaga keakuratan dan kebenaran berita.
Pani mengungkapkan jiwa jurnalisnya tetap bermain meskipun saat ini menjabat sebagai Sekdin di Kearsipan dan Perpustakaan, dinuktikan dengan mengkaryakan gedung perpustakaan sebagai pusat literasi, dengan memberi fasilitas gratis kepada masyarakat. “Hari Jumat disini ramai, karena ada pelatihan komputer, Bahasa Inggris, barongan, dan teater” jelas Pani.
Hal itu dilakukan Pani salah satunya untuk menepis anggapan yang melihat sebelah mata pegawai di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan ini, dengan cara positif Pani memberikan arahan untuk menjadi orang andalan.
“Mari kita wujudkan orang orang yang menjadi andalan, jurnalis yang hadir juga diharapkan berani dan jadi andalan” jelas Pani. Selain itu Pani tidak segan melaporkan apabila ada PNS yang semena mena dalam menjalani tugas pokok dan fungsinya.
Pria yang juga dikenal humoris menambahkan untuk tidak hanya diam, rupanya segala tuduhan yang merendahkan saat menjalani tugas jurnalistik masa dulu, itu ditampik oleh Pani dengan membuktikan dirinya bisa dengan cara berani menghadapi tantangan.
“Seorang wartawannya adalah bekerja tantangan bukan rintangan, karena rintangan itu gampang hanya dinyanyikan dilagu Roma Irama ‘rintangan, rintangan’ tapi masalah berani apa tidak?” lantang Pani.
“Lihat nanti, kamu akan butuh Saya, tegak kalau dihina jangan nunduk, tegak dan buktikan dengan keberanian” tambah Pani. Berkat kegigihannya Pani saat itu sukses dipercaya menjadi koresponden, reporter di Solo dan Solo Raya, mengisi kolom di Suara Karya, majalah pendidikan MOP.
Disela penyampaiannya, Pani menjelaskan nama panjangnya ‘Sancaka’ yang diartikan sebagai petir atau gledek yang menggambarkan dirinya yang cepat, dan tegas dan menggelegar. Selain keberanian, etika juga disinggung oleh pani dihadapan peserta pelatihan, dan mengingatkan kepada wartawan untuk memegang teguh prinsip prinsip kode etik jurnalistik.
Dengan mengutip kata kata yang dipajang besar ditembok didepan pintu gedung Arsip dan Perpustakaan, Pani mengingatkan ungkap pentingnya etika.
1. Lamun Sira Banter Aja Nglancangi.,
2. Lamun Sira Landep Ajo Natoni.,
3. Lamun Sira Mandi Ajo Mateni.
Dengan maksud agar selalu menggunakan unggah ungguh, kesopanan, jangan mengusik dan jangan semena mena atau ‘semau gue’ apabila punya kekuasaan.
Acara pelatihan jurnalis bertujuan untuk memberikan wawasan untuk menjadi seorang wartawan seyogyanya menjadi saksi yang independen yang berpihak kepada masyarakat, dengan mendatangi sumber berita untuk menyaksikan , menjadi ‘CCTV’ menggunakan mata dan hatinya dan dituangkan kedalam tulisan, menguak ketidak adilan dan menyuarakan kebenaran sehingga mewujudkan cita cita mencerdaskan bangsa. Diakhir penyampaiannya, Pani menjelaskan arti Kudus yaitu bagus, ngaji, dan dagang artinya bagus kelakuannya, ngaji yaitu menulis dan menulis muncul imajinasi.
Acara pelatihan jurnalistik dengan narasumber Direktur Utama Lognews Media A.H Nasution dan staf, dihadiri semarai 35 peserta dari seluruh jawa tengah seperti Purbalingga, Purworejo, Jogja, Magelang Kota dan Kabupaten, Wonosobo, Banyumas rencananya akan dilakukan selama 2 hari dari 20 sampai 21 Januari 2024, sebagai investasi pada manusia yang diwujudkan dalam bentuk pendidikan menulis. (AS Saeful Husna untuk Batang)