Batang – teraspanturanews.com Semangat literasi menggema di Kabupaten Batang. Ratusan pelajar, guru, dan pegiat literasi memadati Festival Literasi di halaman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpuska) Batang, Kabupaten Batang, Kamis (23/10/2025).
Acara ini menjadi ajang perayaan semangat membaca dan menulis, sekaligus wadah untuk memperkuat budaya literasi di kalangan masyarakat.
Bunda Literasi Batang Faelasufa Faiz mengajak, seluruh masyarakat untuk menjadikan literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Ia menekankan, masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia harus menjadi perhatian bersama.
“Data dari BPS menunjukkan hanya 20–22 persen penduduk Indonesia yang membaca minimal satu buku per tahun. Padahal tingkat melek huruf kita sudah mencapai 96 persen. Artinya, banyak yang bisa membaca, tapi belum terbiasa membaca,” jelasnya.
Faelasufa juga mengajak peserta untuk introspeksi diri dengan bertanya siapa saja yang sudah menamatkan satu buku sepanjang tahun ini. Dari ratusan peserta, hanya segelintir yang mengangkat tangan.
“Kalau di ruangan ini ada 100 orang, mungkin hanya 10 orang yang baca satu buku dalam setahun. Ini fakta yang harus kita ubah bersama,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan fondasi bagi kemajuan bangsa. Literasi adalah jembatan dari kegelapan menuju harapan.
“Ketika masyarakat memiliki kemampuan literasi yang baik, mereka akan kritis, cerdas, dan tidak mudah terpengaruh informasi yang menyesatkan,” tuturnya.
Faelasufa Faiz juga mendorong peningkatan koleksi buku di perpustakaan daerah dan desa. Menurutnya, minat baca harus diimbangi dengan ketersediaan bahan bacaan yang menarik dan relevan.
“Tahun ini anggaran untuk pengadaan buku mencapai Rp200 juta, tapi itu baru menghasilkan sekitar seribu buku. Kita butuh lebih banyak lagi agar perpustakaan menjadi pusat aktivitas warga,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Batang M. Faiz Kurniawan menyampaikan, bahwa kemajuan suatu daerah tidak hanya diukur dari infrastruktur, tetapi juga dari kualitas manusia dan peradabannya.
“Kunci dari sebuah kota bukan gedung tinggi atau jalan yang lebar, tapi manusianya. Gedung bisa megah, tapi tanpa manusia yang beradab, itu hanya kota mati,” tegasnya.
Ia menambahkan, kebiasaan membaca harus dimulai dari keteladanan para orang tua dan pendidik. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Kalau orang tua dan guru rajin membaca, anak-anak akan meniru. Tapi kalau kita sibuk main handphone, mereka pun akan meniru itu.
Bupati Batang juga mengapresiasi kiprah Disperpuska Kabupaten Batang yang aktif menjalin kolaborasi untuk memperluas kegiatan literasi tanpa membebani APBD.
“Kita punya PR besar, pemerataan akses, peningkatan koleksi, serta penguatan SDM literasi. Tapi saya apresiasi Dinas Perpustakaan yang proaktif bekerja sama dengan berbagai pihak,” ujar dia.
Faiz Kurniawan berharap, kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, sekolah, komunitas, dan masyarakat dalam menumbuhkan budaya baca.
“Kalau kita ingin Batang maju, peradaban harus dimulai dari literasi. Dari kebiasaan membaca, menulis, dan berpikir kritis,” pungkasnya. (AS Saeful Husna Kabiro Batang, Jateng)
Salam Teras Pantura










