Batang – teraspanturanews.com Dewan Kerajinan Nasional Derah (Dekranasda) Batang menggelar pertemuan pengurus di Kafe Romansa Space Batang, Kabupaten Batang, Rabu (10/9/2025).
Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Ketua Dekranasda Batang Faelasufa Faiz. Topik penting yang dibahas kali ini adalah mengenai pelestarikan Batik Batang dan ekonomi kreatif.
“Selain menjadi kota industri, Kabupaten Batang juga ingin menjadi Kota Tourism. Kota Industri sudah terbukti dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, sedangkan untuk Kota Tourism, kita perlu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Batang, salah satunya dengan nilai jual Batik Batang,” jelasnya.
Faelasufa Faiz menyebutkan, Kabupaten Batang memiliki beberapa batik khas, diantaranya Batik Rifaiyah, Batik Pardi, Batik Gringsing, dan sebagainya.
“Di era digital, Batik kurang menarik perhatian generasi sekarang sehingga dikhawatirkan akan punah. Batik Rifaiyah, dulunya punya 24 motif batik, sekarang tinggal 16 saja,” ungkapnya.
Untuk mengatasi fenomena ini, Dekranasda Batang beserta dinas terkait berkomitmen menyusun beberapa strategi. Pertama, menggandeng Disperpuska untuk mendokumentasikan motif Batik Rifaiyah. Dokumentasi yang dimaksud bukan sekadar foto, akan tetapi menyalin motif batik ke kain minyak dengan resolusi 1:1.
“Kedua, Dekranasda bersama Disperindagkop akan mematenkan tinta warna alam milik Batik Pak Pardi. Selain itu, kemasan (packaging) batik juga akan digodok sedemikian rupa oleh tim ekonomi kreatif agar Batik Batang semakin menjual,” tegasnya.
Tahun ini, Dekranasda juga akan mengikut sertakan Batik Batang dalam pameran Inacraft, serta mengadakan lomba mewarnai dan membuat desain motif batik.
“Kita berencana mengajak tim Dekranasda Provinsi Jawa Tengah atau beberapa Dekranasda Kab/Kota se-Jawa Tengah untuk berkonsolidasi, memamerkan potensi wilayahnya dalam ajang bergengsi Jakarta Fashion Week pada Oktober 2026 nanti,” terangnya.
Faelasufa Faiz berharap, batik Khas Batang bisa tetap eksis dan bisa menjadikan Kabupaten Batang sebagai Kota Tourism.
Sementara itu, salah satu pengurus Dekranasda Sapto menyampaikan, batik khas Batang dengan harga yang tergolong mahal, perlu kita bikinkan versi printing, agar banyak yang membeli, dan banyak yang memakai. (AS Saeful Husna Kabiro Batang, Jateng)
Salam Teras Pantura