Batang – teraspanturanews.com, 28 Mei 2025 Jumlah penderita gagal ginjal yang harus menjalani hemodialisis (cuci darah) terus meningkat di Indonesia. Berdasarkan data dari Indonesian Renal Registry (IRR) lebih dari 130.000 pasien menjalani hemodialisis hingga akhir tahun 2024. Diabetes melitus dan hipertensi tercatat sebagai penyebab utama penyakit ginjal kronis (PGK), yang kemudian memerlukan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis.
Hemodialisis Masih Menjadi Andalan
Hemodialisis merupakan prosedur medis untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak, dengan cara menyaring limbah, garam, dan cairan berlebih dari darah menggunakan mesin. Prosedur ini biasanya dilakukan 2–3 kali per minggu dengan durasi sekitar 4–5 jam setiap sesi.
Meski efektif memperpanjang usia pasien, biaya perawatan yang tinggi serta kelelahan fisik yang dirasakan pasien menjadi tantangan tersendiri. BPJS Kesehatan mencatat bahwa pengeluaran untuk klaim penyakit ginjal kronis mencapai Rp1,9 triliun pada tahun 2020.
Peran Obat Herbal Kampung untuk Mendukung Terapi
Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat mulai memanfaatkan tanaman herbal tradisional sebagai terapi pendamping non-konvensional. Beberapa tanaman yang populer digunakan untuk membantu fungsi ginjal antara lain:
– Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) Diuretik alami yang membantu peluruhan racun melalui urin.
– Tempuyung (Sonchus arvensis) Membantu melarutkan batu ginjal dan mengurangi endapan mineral.
– Meniran (Phyllanthus niruri) Memperlancar buang air kecil dan membantu mencegah pembentukan batu ginjal.
– Daun Sirsak (Annona muricata) Mengandung antioksidan yang mampu mencegah peradangan pada ginjal.
Pegagan (Centella asiatica) Meningkatkan sirkulasi darah ke ginjal serta membantu perbaikan jaringan rusak.
Meskipun demikian, penggunaan obat herbal hanya bersifat pendukung dan sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga medis profesional, terutama bagi pasien yang sudah menjalani terapi medis rutin.
Olahraga Rutin dan Gaya Hidup Sehat: Kunci Pencegahan Gagal Ginjal
Selain pengobatan medis dan herbal, pola hidup sehat adalah fondasi penting dalam menjaga fungsi ginjal agar tetap optimal. Kementerian Kesehatan menganjurkan masyarakat untuk menerapkan beberapa langkah berikut:
1. Rutin Berolahraga
Lakukan aktivitas fisik seperti bersepeda, berenang, atau senam ginjal minimal 30 menit, 3–5 kali seminggu.
Jalan kaki minimal 10.000 langkah per hari** juga sangat disarankan untuk meningkatkan aliran darah ke ginjal, menjaga tekanan darah, gula darah, serta memperkuat otot kaki dan jantung.
2. Kontrol Asupan Air Minum
Minumlah minimal 2 liter air per hari (atau sesuai anjuran dokter) untuk membantu proses pembuangan racun dari tubuh.
3. Konsumsi Makanan Sehat dan Halal
Kurangi konsumsi garam, gula, dan makanan olahan tinggi natrium Perbanyak konsums buah segar, sayuran hijau, protein rendah lemak, dan serat alami untuk mendukung metabolisme tubuh.
4. Hindari Konsumsi Obat Tanpa Resep
Penggunaan obat anti-nyeri (NSAID) secara berlebihan dapat merusak fungsi ginjal.
5. Hindari Merokok dan Alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol, dapat memperburuk sirkulasi darah dan mempercepat kerusakan organ vital, termasuk ginjal.
Kesimpulan : Penyakit ginjal tidak hanya bisa ditangani melalui hemodialisis, tetapi juga membutuhkan **dukungan dari gaya hidup sehat dan terapi alami, Pemerintah diharapkan terus memperluas edukasi serta memperbaiki akses terhadap layanan kesehatan, baik medis maupun alternatif, untuk meningkatkan kualitas hidup para penderita penyakit ginjal. Jaga ginjal Anda sejak dini — karena sehat adalah investasi jangka panjang. (AS Saeful Husna Kabiro Batang)
‘Diambil dari berbagai sumber’
Salam Teras Pantura
‘