Oleh:AS Saeful Husna untuk teraspanturanews.com Batang Jateng
Kabupaten Batang, dengan pesonanya yang melegenda, menyimpan destinasi wisata yang tak kalah menarik meskipun terlihat sederhana. Suasana asri didukung oleh pepohonan yang rindang, hembusan angin semilir, dan gemericik air di Bendungan Kedung Dowo mampu mempesona pengunjung. Bendungan ini dirintis pada 20 Agustus 1986 oleh Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Suyono Sosodarsono, dengan tujuan mengairi sejumlah persawahan di wilayah Batang.
Menurut legenda yang berkembang, Bendungan Kedung Dowo juga menyimpan kisah sejarah yang erat dengan asal-usul Kabupaten Batang. Diceritakan bahwa pada masa kerajaan Mataram, Bahurekso ditugaskan membuka areal persawahan di Hutan Roban untuk menyediakan pangan bagi prajurit yang akan berperang. Namun, tugasnya tidak mudah karena diganggu oleh siluman Dadungawuk dan Raja Uling.
Bahurekso berhasil mengalahkan Dadungawuk dan raja siluman Uling, kemudian membangun bendungan untuk mengairi sawah hasilnya. Namun, bendungan tersebut diusik lagi oleh raja Uling, yang kemudian dikalahkan oleh Bahurekso dengan bantuan pedang sakti. Bahkan, Bahurekso menggunakan kesaktiannya untuk mengatasi masalah aliran air yang terhalang oleh batang kayu di sungai Kramat.
Menurut salah satu cerita dari sesepuh di Kramat Pulo, Proyonanggan Selatan, tempat asal bendungan sebenarnya berada di sungai dekat kampung Kramat Pulo, bukan di lokasi sekarang. Meski begitu, legenda Bendungan Kedung Dowo tetap menggambarkan perjuangan dan keberanian dalam menghadapi halangan, yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Kabupaten Batang yang patut diselami.
Salam lestari
Salam teras pantura