Oleh: AS Saeful Husna teraspanturanews.com Batang Jateng Indonesia
Petani tidak hanya sekadar pekerja, tetapi juga pahlawan kemanusiaan yang tak kenal lelah dalam menyediakan kebutuhan pangan bagi masyarakat. Dialog mendalam dengan Agus Sumantoro, seorang insinyur pertanian lulusan kampus Universitas Swadaya Gunung Jati ( UGJ Cirebon) dan pegiat pertanian, mengungkapkan kesulitan dan prihatinnya terhadap nasib para petani. Pasekan (11 /06/2024).
Sumantoro, yang telah bertahun-tahun bergelut di dunia pertanian, merasa bahwa profesi bertani adalah panggilan mulia karena petani tidak hanya menyediakan makanan bagi manusia, tetapi juga menjalin komunikasi alami dengan tanamannya.
Baginya, keutamaan seorang petani terletak pada jiwa yang ikhlas, pantang menyerah, dan tidak pernah putus asa, meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan seperti akses terhadap pupuk yang tidak jelas dan pengalihan lahan pertanian menjadi lahan properti atau industri.
Sumantoro melihat bahwa nasib para petani masih memprihatinkan, dengan banyak dari mereka hanya menerima hasil kerja keras mereka saja, tanpa ada jaminan kesejahteraan untuk masa depannya.
Dia menganggap kenaikan harga gabah sebagai kejayaan bagi para petani, tetapi juga menyadari bahwa masyarakat lain mungkin merasa terbebani. Oleh karena itu, ia menyerukan agar pemerintah memberikan perhatian yang lebih besar kepada para petani, baik dalam hal pembangunan infrastruktur seperti jalan menuju persawahan dan sistem irigasi yang baik, maupun dalam pendampingan edukasi dari penyuluh pertanian.
Sumantoro menekankan bahwa upaya ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan para petani, tetapi juga akan mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan memperkuat sektor pertanian, Indonesia dapat menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya.
Salam cinta Bertani
Salam teras pantura