Batang – teraspanturanews.com Jumat, 22 Agustus 2025. Yayasan Bangun Pemuda Indonesia (YBPI) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menggelar pelatihan pembuatan pupuk organik cair berbasis limbah rumah tangga dengan mengusung konsep **GERDULIRUTA** (Gerakan Peduli Limbah Rumah Tangga). Kegiatan ini berlangsung di halaman belakang RM Cemani, Batang, mulai pukul 14.00 WIB dan dihadiri oleh para pengurus YBPI Kab. Batang.
Suasana pelatihan terasa santai namun penuh semangat. Para peserta tampak antusias mengikuti materi sambil menikmati seduhan kopi hitam tanpa gula, sembari berdiskusi hangat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Membangun Kesadaran Lingkungan Lewat Pelatihan
Rakiman Budi Sukamto, narasumber utama dalam kegiatan ini sekaligus alumni Bayu Sehat Mandiri (BSM) Farm Salatiga, membuka pelatihan dengan paparan mengenai urgensi pengelolaan limbah rumah tangga. Ia menyoroti masih banyaknya sampah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik, yang berdampak pada menurunnya kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Lebih lanjut, Rakiman menyampaikan keprihatinannya terhadap menurunnya kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus. Oleh karena itu, melalui pelatihan ini, ia mengajak seluruh peserta untuk mulai bergerak dengan kesadaran baru: memuliakan alam dan lingkungan sekitar dengan cara sederhana namun berdampak besar
> “Kesehatan adalah karunia Allah yang harus diperjuangkan. Makanan kita adalah obat. Jangan sampai justru obat yang menjadi makanan sehari-hari kita. Ini bentuk syukur dan tanggung jawab atas amanah tubuh yang sehat,” ujar Rakiman penuh semangat.
Rakiman juga memberikan praktek langsung cara membuat Cairan Pembenah Tanah dengan memanfaatkan bahan-bahan alami dan limbah rumah tangga.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain:
1. 1 liter katalis No. 2
2. 400 gram humus (diambil dari bawah rumpun bambu)
3. 200 gram tanah lokal
4. 200 gram tanaman tahan kering (balakashida, alang-alang, putri malu, kucing nakal)
5. 59 gram bekatul
6. 2,4 liter air cucian beras
7. Mesin aerator ukuran 4 lubang
Cara Pembuatan:
Semua bahan dicampur secara bertahap, mulai dari humus, tanah lokal, tanaman kering, bekatul, dan katalis No. 2, kemudian diaduk rata. Terakhir, air beras dimasukkan dan kembali diaduk hingga merata. Campuran disimpan dalam wadah tertutup dan diberi suplai oksigen menggunakan aerator selama 14 hari. Setiap pagi dan sore, cairan ini perlu diaduk rutin.
Setelah proses fermentasi, cairan pembenah tanah ini dapat digunakan dengan takaran 250 ML dicampur dengan 15 liter air biasa, kemudian disemprotkan ke tanah. Dalam skala besar, 7 liter cairan dapat diaplikasikan untuk lahan seluas 1 hektar.
Antusiasme Peserta: Siap Terapkan di Lahan Masing-Masing
Dirno Budianto, salah satu peserta dari Kabupaten Pekalongan, menyambut positif pelatihan ini. Ia mengaku sangat terbantu dengan metode pelatihan yang langsung dipraktikkan di lapangan.
> “Dengan praktek langsung seperti ini, saya merasa lebih cepat memahami. Saya akan segera mencoba membuatnya di lahan saya,” ujarnya.
Senada, dengan Ahmad Rofii, peserta dari Kecamatan Banyuputih Timur, Batang, juga menyampaikan antusiasmenya. Ia bahkan aktif membantu mempersiapkan perlengkapan selama pelatihan berlangsung.
Langsung praktek itu lebih mudah dipahami. Saya merasa perlu menyebarkan ilmu ini kepada masyarakat sekitar. Harapannya pelatihan seperti ini bisa rutin dilaksanakan, ungkap Rofii.
Rakiman berkomitmen bahwa pelatihan ini akan terus digulirkan. Ia bahkan menyampaikan bahwa pada pelatihan selanjutnya, peserta akan diajarkan teknik pembuatan pupuk organik dengan level yang lebih tinggi.
Siapkan saja peserta dan bahan-bahannya, kami siap berbagi ilmu, katanya.
Ia juga menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai stimulan kesadaran masyarakat terhadap potensi limbah rumah tangga, tidak hanya untuk kebersihan lingkungan, tetapi juga bernilai ekonomi.
Mari kita kembali ke alam, dan alam akan memberikan keselamatan bagi kita, pungkasnya.(AS Saeful Husna Kabiro Batang Jateng)
Salam Teras Pantura